Rabu, 04 Mei 2016

YESAYA PASAL 53

Tidak ada komentar:
Hampir seluruh orang Kristen punya keyakinan bahwa Yesaya pasal 53 adalah nubuat (ramalan) akan kedatangan Yesus Kristus. Hal itu terlihat jelas dari ciri-ciri yang diceritakan oleh Nabi yesaya dalam pasal tersebut. Namun se-akurat apa kecocokan nubuat tersebut dengan diri yesus?

Kita akan membahasnya perlahan sambil merujuk kepada kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. berikut paparannya,

Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? (Yesaya 53:1)

Ayat ini memiliki 2 kemungkinan :

1. Menanyakan pribadi seseorang yang telah ada (bukan Nubuat).

2. Menanyakan pribadi seseorang yang belum ada (nubuat)

Jadi, siapapun bisa menjadi penggenapan Yesaya pasal 53 ini selama sesuai dengan ciri-ciri yang dituliskan oleh Nabi Yesaya. Namun dalam uraian saya ini, saya hanya akan fokus kepada pribadi Yesus yang selama ini dianggap sebagai penggenapnya. Dan persiapkan diri anda untuk berpikir secara jernih, bukan secara dogmatis.


Tambahan : Sebenarnya saya ingin pula melihat ke dalam kalimat aslinya, sebab pengalaman saya, satu kata kadang memiliki banyak makna dan maksud. Tapi untuk sementara kita akan menggunakan terjemahan-terjemahan yang sudah ada.

Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. (Yesaya 53:2)

"Tunas dari tanah kering"... Apa maksud kalimat ini? Apa ia akan dilahirkan oleh seorang wanita mandul sebagai refleksi dari perkataan "Tanah kering"? Jika IYA, maka Maria tidak bisa dikategorikan sebagai Tanah Kering, sebab dalam ayat lain dalam Perjanjian Baru, Yesus memiliki saudara.


Atau... Yesus lahir ketika keturunan Daud hampir punah? Jawabnya, Tidak!

Ia tidak tampan Apakah ini membicarakan fisik, Ahlak atau apa? Jika IYA, maka Yesus tidak menggenapinya sebab menurut berbagai literatur, Yesus digambarkan sebagai sosok yang berwibawa dan dihormati banyak orang. apalagi konon dia keturunan seorag Raja bernama DAUD.

Semaraknyapun tidak ada Apa yang dimaksud dengan semaraknya tidak ada? Padahal Yesus cukup terkenal sehingga orang-orang membicarakannya, bahkan mereka menghamparkan pakaiannya di tanah sambil berteriak "Hosana! Diberkatilah ia yang datang dalam nama Tuhan!"

Lebih jauh, ketika ia lahir, orang-orang Majus dari Timur datang untuk menyemarakkan kelahirannya. gembala-gembala di padang memuji Allah bersama para malaikat atas kelahiran Kristus sambil berkata “kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa”, lalu para gembala yang riang gembira menyambut kelahiran Yesus di padang gembalaan dan menengok Yesus dalam palungan dengan penuh suka cita. Bukankah semua ini seremoni menyemarakkan? 


Sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya Pada kenyataannya Yesus diikuti banyak orang kemana pun beliau pergi. Yang tidak menginginkan Yesus hanyalah segelintir orang-orang Yahudi yang merasa tersinggung oleh ucapan Yesus yang menganggap mereka sebagai pemerkosa hukum Taurat.

Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. (Yesaya 53:2) (TR)
 
Kita menghina dan menjauhi dia, orang yang penuh sengsara dan biasa menanggung kesakitan. Tak seorang pun mau memandang dia, dan kita pun tidak mengindahkan dia. (Yesaya 53:2) (BIS)

Siapa yang menghina dan menghindari Yesus??

Tidak ada!! Kecuali hanya ahli-ahli kitab yang telah menyelewengkan ajaran Musa. Sementara masyarakat biasa cenderung menyukai Yesus dan selalu mengikuti Yesus kemanapun beliau pergi. Bahkan beliau memiliki 12 murid dari kedua belas suku israel. Mari kita simak ayat-ayat berikut :

Maka orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan. (Matius 4:25)

Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: (Matius 5:1-2)

Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. (Markus 2:13)

Dan masih banyak ayat lain yang serupa, menjelaskan begitu banyak orang mengikuti dan memuji-muji Yesus. Tentu hal ini bertentangan dengan nubuat orang itu dihina dan dihindari orang-orang.

Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. (Yesaya 53:4-6)

Setiap utusan Tuhan pasti mengalami hal ini, dia dimusuhi oleh umatnya, padahal utusan-utusan tersebut Cuma menginginkan agar kita berada di dalam jalan Tuhan. Kita lihat bagaimana Yunus dimusuhi umatnya hingga beliau dimakan ikan Paus, lalu Muhammad yang diusir kaumnya sehingga beliau terlunta-lunta ke negeri asing bernama Madinah.

Artinya, bukan hanya Yesus yang menderita oleh kelakuan kaum-nya. Seluruh utusan menanggung derita pengusiran, intimidasi hingga ancaman pembunuhan Cuma karena menginginkan kaumnya beriman kepada Tuhan saja, agar mereka selamat di akhirat nanti. Dan setiap utusan itu terintimidasi, orang-orang akan bersorak dan berkata bahwa dia telah mendapat hukuman dari Tuhan (Baca : Berhala-berhala) yang mereka sembah.

Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. (Yesaya 53:7)

Ketika Yesus diseret oleh tentara-tentara Romawi ke hadapan Mahkamah, beliau banyak melakukan pembelaan seperti yang diceritakan oleh Bible berikut :

Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: "Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. (Matius 26:55)

Dalam ayat ini Yesus protes kepada para penangkapnya, dia merasa heran kenapa beliau ditangkap sementara beliau tidak pernah melakukan kejahatan. Pekerjaan beliau hanya mengajar di Bait Allah, lalu kenapa ditangkap seperti Teroris? Silakan bandingkan dengan Nubuat bahwa “ia seperti domba yang tidak membuka mulutnya”. Tidak membuka mulut, artinya bisa tidak melakukan pembelaan, bisa juga tidak berbicara apa-apa. Tapi pada kenyataannya Yesus terus melakukan pembelaan.

Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." (Matius 26:64)

Dan wali negeri bertanya kepada-Nya: "Engkaukah raja orang Yahudi?" Jawab Yesus: "Engkau sendiri mengatakannya." (Matius 27:11)


Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?" Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?" (Yohanes 18:22-23)
Dari cerita-cerita ini kita bisa mengetahui bahwa Yesus saat itu membuka mulutnya (membela diri atau bicara), jadi nubuat Yesaya 53 tidak cocok dengan dirinya.

Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. (Yesaya 53:8)

Bagaimana dengan Yesus?

Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, artinya dia akan mati. dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya?

Banyak orang yang memikirkan nasib Yesus ketika beliau meninggal. Murid-muridnya seperti Yusuf Aritea, Nikodemus memikirkan cara agar Yesus segera dikuburkan, mereka juga memikirkan tempat yang layak untuk menguburkan Yesus. Kemudian Maria Magdalena datang ke kubur Yesus, murid-murid yang menuju Galilea untuk menemui Yesus, ahli-ahli Taurat yang khawatir Yesus bangkit sehingga meminta kepada Pilatus untuk menjaga makam Yesus. Lalu orang-orang yang sadar bahwa Yesus bukanlah penjahat melainkan anak Allah... dan masih banyak lagi orang-orang yang memikirkan nasib Yesus setelah beliau meninggal.

Jadi, nubuat tersebut tidak cocok dengan diri Yesus.

Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. (Yesaya 53:9)

Ketika Yesus terlihat sudah meninggal, murid-muridnya menghadap Pilatus untuk segera menurunkan Yesus dari tiang salib dengan alasan “tidak boleh menggantung mayat seseorang pada tiang salib pada hari Sabat”

Murid tersebut kemudian menguburkan Yesus di sebuah TAMAN.

Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. (Yohanes 19:41)

Yesus tidak dimakamkan di pemakaman umum, tapi di sebuah Taman. Tentu saja point ini penting di garis bawahi sebab Nubuat yang ditulis Yesaya adalah “Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik”... dan Yesus TIDAK dikuburkan diantara kuburan siapapun, melainkan menyendiri di sebuah taman. Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa Yesus tidak cocok dengan Nubuat ini.

Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. (Yesaya 53:10)

Tapi Jahwe ingin menghantjurkannja. Djikalau ia menjampaikan njawanja sebagai kurban pelunas, maka ia akan melihat keturunan dan memperpandjang umur hidupnja dan dengan perantaraannja kehendak Jahwe akan terdjadi.
(Ende 1970)

Jika DIA ikhlas menyerahkan dirinya sebagai penebus salah umatnya, maka Tuhan akan memperpanjang umurnya, dan dia akan melihat KETURUNANNYA.

Hal ini yang langsung ditolak mentah-mentah oleh orang Kristen, sebab Yesus tidak panjang umur (Mati) dan tidak memiliki keturunan (anak cucu) menurut kepercayaan mereka. Bahkan sebagian mereka mengutak-atik kata “Keturunannya” menjadi “orang-orang yang mengikutinya”. Padahal nubuatnya sangat jelas, bahwa yang namanya keturunan bukanlah pengikut, apalagi kita bisa membaca dalam Bible bahwa sewaktu hidup pun Yesus sudah memiliki banyak pengikut. Jadi jelas, pengkotak-katikan makna itu tidak manjur, sebab Yesaya menulis “Ia akan melihat keturunannya (Baca : pengikutnya) setelah ia di kuburkan. Tapi pada kenyataannya, sebelum Yesus dikubur baliau sudah memiliki banyak pengikut. Sungguh nubuat yang tidak tergenapi Yesus!!!

Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak. (Yesaya 53:11-12)

“dan hamba-Ku” kata ini cukup jelas  menjelaskan siapa orang tersebut. Ya, dia Cuma seorang hamba Tuhan. Sementara Yesus diklaim sebagai Tuhan oleh orang-orang Kristen. Dan sekali lagi, nubuat ini gagal digenapi oleh Yesus.

Mati diantara pemberontak, bukan hanya milik Yesus. Sebab Yohanes pun mati setelah memberontak kepada Herodes, Musa mati setelah memberontak kepada Fir’aun, dan lain-lain. Semua utusan Tuhan dianggap pemberontak oleh musuh-musuhnya, jadi kematian diantara pemberontak bukan hanya digenapi oleh Yesus seorang.

Perhatikan Yesaya pasal 53:12 : Tuhan akan memberikan orang-orang besar sebagai rampasan, orang-orang kuat sebagai jarahan.

Apakah Yesus punya?

Ketika Muhammad merelakan dirinya diusir dari tanah kelahirannya, beliau mendapat dukungan yang kuat di Madinah, dan justru dari Madinah itu beliau mendapat kekuatan besar sehingga beliau bisa menguasai seluruh semenanjung Arab. Sepanjang hidupnya, beliau dikelilingi oleh orang-orang kuat seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Khalid bin Walid, Amr bin Ash, dan puluhan sahabat lain yang mencintai beliau melebihi kecintaannya terhadap dirinya sendiri.

Begitu juga banyak pemimpin-pemipin kabilah arab dan raja-raja (orang-orang besar) beriman kepada Nabi Muhammad baik ketika beliau masih hidup maupun setelah beliau meninggal dunia. Selain itu, setelah di Madinah, beliau melihat keturunannya tumbuh (Hasan dan Husain), dan kesengsaraan beliau selama di mekkah terbayar ketika tiba di Madinah.

Lalu Yesus?

Bahkan beliau ditinggalkan sahabat-sahabatnya sendiri ketika diseret ke pengadilan. Sebagian tanpa malu-malu berlari telanjang meninggalkan dia. Beliau di klaim tidak memiliki isteri, apalagi keturunan seperti yang telah dijanjikan Tuhan dalam nubuat Yesaya 53.

Silakan dicermati...

Saya tidak mengatakan bahwa Yesaya 53 digenapi oleh Nabi Muhammad, namun sedikit gambaran yang tertulis dalam kitab Yesaya kebetulan mirip dengan diri nabi Muhammad.

Allahu ‘alam....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top